Header AD

Review Nokia 5.1 Plus: Performanya Melebihi Ekspektasi


September 2017 lalu, HMD pertama kali memasuki pasar Indonesia dengan mendatangkan tiga ponselnya; Nokia 3, 5 dan 6. Untuk konsumen yang memiliki budget Rp2 jutaan, Nokia 5 hadir dengan bodi aluminium mirip Nokia 8, namun dengan pilihan chipset yang bisa dibilang agak pas-pasan, meski sensor-sensor yang dimiliki sangat lengkap termasuk adanya NFC.

Tahun ini, HMD Indonesia tidak mendatangkan Nokia 5.1, melainkan 5.1 Plus yang memiliki desain serta spesifikasi yang sangat berbeda dari Nokia 5 generasi pertama. Apakah peningkatannya cukup signifikan? Berikut adalah pengalaman saya selama kurang lebih dua minggu menggunakan Nokia 5.1 Plus. Oh ya, pastikan kamu sudah membaca impresi pertama saya sebelumnya ya.

Desain
Unit yang saya gunakan saat ini berwarna hitam, sehingga tidak secantik Nokia 6.1 Plus warna putih yang sudah kami review sebelumnya. Meski menggunakan kombinasi material kaca depan belakang serta polikarbonat di sisi bezelnya, ponsel ini tetap terasa kokoh di tangan. Tidak terlalu licin di tangan saya, hanya saja seluruh sisi ponsel mudah kotor oleh sidik jari. Jadi kalau mau bersih, harus sering-sering dibersihkan atau disiasati dengan menggunakan soft case.


Saat saya letakkan di meja, tidak jarang teman saya memuji desain ponsel ini, dan mengira jika harganya lebih mahal dari Nokia 7 Plus yang juga saya pakai (agak sedih dikit). Mungkin karena material kaca dan desain layar depan yang sudah minim tepian dan berponi, ya. Yang saya sedikit sayangkan hanyalah dimensi poni atau notch-nya yang cukup lebar, padahal tidak ada sensor tambahan seperti LED notifikasi. Karena lebar, logo notifikasi yang bisa ditampilkan hanya dua saja di sebelah jam, tidak sebanyak di 6.1 Plus, meski display size pada menu pengaturan dikecilkan sekalipun.

Layar
Selain itu, tidak ada komplain dari saya mengenai layar 5.86 inci pada Nokia 5.1 Plus. Adanya fitur ambient display mampu menggantikan posisi LED notifikasi untuk memberitahukan adanya pesan baru. Resolusinya yang hanya HD+ juga tidak menjadi masalah, teks tetap terlihat nyaman untuk dibaca. Layarnya cukup terang untuk digunakan di bawah sinar matahari, dan saturasinya pun juga baik. Hanya saja, ketika memutar video, warna yang ditampilkan sedikit kurang akurat serta terlihat adanya efek sharpening.


Layarnya sudah cukup besar dan nyaman untuk dipakai nonton serial di Netflix, ditemani mono speaker di sisi bawah yang bersuara cukup lantang, meski agak sember atau pecah saat diatur ke volume maksimum. Jika kamu ingin menyembunyikan poni atas ponsel ini, kamu bisa menerapkan metode full bezel yang sama caranya seperti di Nokia 6.1 Plus. Opsi night light (blue light filter) dan double-tap to wake juga tersedia, plus gesture navigation supaya layar menjadi full tanpa ada tiga tombol virtual di sisi bawah.

"Full bezel" mengubah latar warna notification bar menjadi hitam

Sistem Operasi & Performa
Menjadi bagian dari program Android One, Nokia 5.1 Plus menggunakan pure Android berbasis Oreo 8.1. Sampai artikel ini ditulis, update Android Pie belum tersedia, walau security patch selalu hadir tepat waktu tiap bulannya. Lalu bagaimana dengan performanya?

Dalam pemakaian sehari-hari, saya tidak merasakan adanya perbedaan performa yang signifikan dari saat menggunakan Nokia 7 Plus ke Nokia 5.1 Plus. Bisa dibilang, ponsel ini sangat ngebut. Kecepatan install dan buka aplikasi cukup cepat, pun kecepatan berpindah aplikasi. Memang dengan RAM 3GB, Nokia 5.1 Plus bakal sedikit lebih sering reload aplikasi dari awal. Tapi dengan chipset octa-core MediaTek Helio P60, jeda buka aplikasi terjadi cukup cepat. Impresif untuk ponsel dikelasnya.



Bagaimana dengan kemampuan bermain game? Saat saya coba untuk main PUBG Mobile, grafis yang disarankan pertama kali adalah medium. Dengan pengaturan tersebut, game dapat dimainkan secara lancar. Bahkan ketika saya coba untuk menaikkan kualitas ke high dengan frame-rate high, Nokia 5.1 Plus masih mampu memberikan kualitas grafis yang tinggi. Yah sesekali terdapat frame-drop, namun tidak terlalu mengganggu pengalaman bermain.


Ini tidak lain karena resolusi layar Nokia 5.1 Plus yang tidak terlalu tinggi, sehingga chipset dapat bekerja lebih ringan untuk menghasilkan performa gaming yang lebih baik. Titik panas ponsel ini ada di bagian belakang ponsel, di bawah jack audio 3.5mm. Panasnya masih terasa normal bagi saya, tidak berlebih. Hanya saja, speakernya terletak di sisi bawah kiri ponsel, sehingga sangat mudah untuk tertutup tangan ketika sedang bermain.

Baterai
Sama seperti 6.1 Plus, Nokia 5.1 Plus juga memiliki baterai berkapasitas 3060 mAh. Dengan penggunaan yang cukup berat ala saya, ponsel ini dapat menyala seharian dengan screen-on time sekitar 4-4,5 jam. Jika dikombinasikan dengan WiFi, SOT dapat bertambah hingga 1 jam. Ini berkat penggunaan chipset yang efisien daya dengan fabrikasi 12nm. Meski sudah menggunakan port USB type-C, ponsel ini belum dilengkapi teknologi fast charging. Dari 5%, 30 menit dapat mengecas hingga 35%, sedangkan untuk mencapai 100% dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam 10 menit.




Kamera
Terdapat dua kamera di sisi belakang Nokia 5.1 Plus. Kamera utamanya beresolusi 13 Megapiksel dengan phase-detection autofocus dan bukaan f/2.0, ditemani kamera sekunder 5 Megapiksel yang berfungsi sebagai depth sensor untuk menghasilkan foto bokeh yang optimal. Karena tidak menggunakan lensa dari ZEISS, mode manual dengan pengaturan shutter speed dan ISO absen dari menu kamera ponsel ini. 


Fitur Bothie juga dapat ditemukan di ponsel ini, menjadikan Nokia 5.1 Plus ponsel termurah dengan kemampuan ambil foto, video maupun live-streaming lewat kamera depan dan belakang sekaligus. Ada fitur-fitur tambahan seperti beautify dan augmented reality masks yang dibantu oleh AI, membuat hasil fotomu lebih menarik dan kreatif.

Augmented reality masks memberi efek kedua kamera dalam fitur Bothie

Bagaimana dengan hasil fotonya? Buat saya, karakter foto Nokia 5.1 Plus mengingatkan saya dengan Nokia 6. Reproduksi warnanya relatif natural, dengan tingkatan noise yang masih wajar untuk ukuran ponsel sekelasnya. Saya tidak berekspektasi banyak dengan fitur Live Bokeh pada ponsel ini, tetapi setelah saya coba, hasilnya cukup mengesankan. Selain wajah, pembagian fokus untuk objek cukup baik, tidak terlihat terlalu artifisial. Pun jika iya, tingkat keburaman dapat diatur baik sebelum maupun sesudah foto diambil. Dan jangan khawatir akan background blur yang sedikit berantakan dalam viewfinder/saat proses foto, hasilnya akan membaik ketika foto sudah diambil. Klik album di bawah ini untuk melihat beberapa hasil foto dari Nokia 5.1 Plus.

Nokia 5.1 Plus Photo Samples

Kamera depannya beresolusi 8 Megapiksel f/2.2 dengan lensa yang cukup lebar. Kamu juga dapat menghasilkan foto bokeh yang dihasilkan lewat olah software. Untuk perekaman video, kamera utamanya mampu merekam hingga resolusi 1080p (720p untuk kamera depan). Tanpa adanya EIS, hasil video akan terasa goyang jika tangan kamu tidak cukup stabil.

Sedikit catatan, saat menggunakan fitur Bothie, jeda pengambilan fotonya terasa cukup lama. Tidak jarang hasil foto menjadi buram karena proses jepret baru terjadi saat kita sudah menurunkan ponsel. Hal ini tidak terjadi ketika saya langsung masuk ke menu kamera dari posisi terkunci. Semoga bug ini dapat diperbaiki di software update berikutnya.




Kesimpulan
Setelah pemakaian selama kurang lebih dua minggu, secara keseluruhan saya cukup puas dengan apa yang ponsel ini tawarkan. Desain kekinian, dimensi layar dan bodi yang pas, serta performa yang saya bilang sangat kencang di kelasnya. Tidak salah jika HMD menyebut ponsel ini sebagai "your gaming companion". Namun untuk diingat, memori internalnya hanya 32GB, yang mungkin tidak cukup jika kamu hendak menginstal beraneka game berat.


Dengan Rp2,5 jutaan, kamu sudah bisa mendapatkan ponsel Android berdesain cantik dengan kualitas hardware khas Nokia, pembaruan software terjamin lewat program Android One, serta performa yang kencang, nyaman untuk nge-game. Kameranya juga cukup bagus dan bisa diandalkan dalam berbagai kondisi, hanya fitur Bothie perlu sedikit perbaikan. Jika kamu sebelumnya menggunakan Nokia 3/5/6 dan berencana untuk upgrade ke Nokia 5.1 Plus, go for it. selama kamu oke dengan tidak adanya sensor NFC yang mungkin penting bagi sebagian orang yang tinggal di kota-kota besar. Sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing ya.

Review Nokia 5.1 Plus: Performanya Melebihi Ekspektasi Review Nokia 5.1 Plus: Performanya Melebihi Ekspektasi Reviewed by Prasetyo Herfianto on Desember 01, 2018 Rating: 5

13 komentar

  1. Nokia baru yg termurah yg ada NFCnya apa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau yang baru-baru masuk belum ada NFC nya lagi, nanti ada di Nokia 3.1 Plus.

      Hapus
  2. Bang untuk nokia 5.1 plus ini belum ada fitur eis nya ya ....?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nokia 5.1 plus sudah dilengkapi dengan EIS ,, silahkan dicoba sendiri ..

      Hapus
  3. kalau untuk VIDIO stabil gak mas ... pengin si tp pengin yang vidio stabil gak goyang getar gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah di tulis diatas karena tidak punya EIS, hasil perekaman video akan goyang. mungkin lain kali di baca dulu baru komen/tanya ya

      Hapus
    2. Tapi gak goyang Ki udah beli lumayan sisanya beda dg Samsung yg harga diatas d dI kit

      Hapus
  4. Lagi ngincer pengin Nokia 6.1 nih saya. Kira kira performance nya bagaimana ya.?

    BalasHapus
  5. bang nokia 5.1 ada mode manual di kameranya ga ???, kalo ada shutter speednya sampe berapa dt ??, terimakasih

    BalasHapus
  6. Nokia 5.1 saya kok ketika play video di ig bisa pecah gt ya gambarnya, cuma punya saya apa emng begitu?

    BalasHapus
  7. Compatible wireless charging ga ya ?

    BalasHapus
  8. Nokia 5.1 Plus sy TDK bisa game PUBG mobile, sy awalnya mungkin karena download yg gak sempurna,tp setelah sy ulang download sampe 4x jg hasilnya sama, ada yg alami ngg dan ada yg tau solusinya?

    BalasHapus
  9. Fix NOKIA 5.1 Plus tidak ada NFC nya

    BalasHapus